Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, lingkungan laut yang sehat adalah kunci keberlanjutan pembangunan Indonesia (Pidato Presiden Jokowi dalam One Ocean Summit 2022)
Sebagai negara maritim yang memiliki 70% wilayah berupa lautan, Indonesia memiliki potensi yang besar di bidang kelautan. Kekayaan laut yang dikelola dengan benar dapat meningkatkan kesejahteraan khususnya nelayan sekitar pesisir pantai. Bahkan lebih jauh lagi dapat meningkatkan devisa negara melalui eksport hasil laut yang dimiliki. Sayangnya tidak seluruhnya wilayah pesisir demikian. Bahkan banyak kawasan tersebut yang rusak karena ketidakpedulian masyarakaat sekitar. Seperti kisah perjuangan David Hidayat mengkonservasi pesisir Sungai Pinang, tempat dimana ia tinggal dan dibesarkan.
Sebagai anak pesisir pantai, David Hidayat sudah akrab dengan kehidupan laut. Terlebih pria ini juga mengambil kuliah di Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Bung Hatta, Padang kepedulian akan laut semakin terasah. Namun niatnya untuk berbuat sesuatu untuk kampung halamannya baru ia laksanakan setelah lulus kuliah di tahun 2014. Ia pun kemudian mendirikan komunitas selam yang diperuntukkan anak- anak di desanya yang diberi nama Andespin yang merupakan akronim dari Anak Desa Sungai Pinang.
Awalnya kegiatan Andespin hanya menyelam. Dengan berjalannya waktu, Andespin pun berubah menjadi komunitas tak hanya menyelam saja namun juga konservasi wilayah pesisir Sungai Pinang dengan cara menanam terumbu karang dan juga mangrove.
Langkah Konservasi Pesisir Andespin
Saat melakukan kebaikan tidak serta merta akan lancar. Akan banyak rintangan dan tantangan yang datang. Begitupun saat David hidayat melaksanakan program konservasi pesisir. Bahkan tantangan terbesar datang dari orang terdekatnya yang mesanksikan keputusannya. Sebagai lulusan sarjana keputusannya banyak dipandang sebelah mata. Namun dengan tekat kuat David tidak menyerah.
Langkah pertama sebelum ia melakukan program konservasi pesisir Sungai Pinang yaitu dengan mengidentifikasi faktor penyebab rusakknya terumbu karang. Mengapa David fokus pada terumbu karang? Bukan tanpa alasan jika konervasi pesisir yaitu dengan konservasi terumbu karang. Terumbu karang memiliki manfaat yang besar bagi kelangsungan biota laut, karena disanalah tempat hidup ikan serta hewan lainnya. Terumbu karang juga penting sekali untuk pemecaah gelombang sehingga ombak besar tidak sampai ke daratan. Bukan itu saja, terumbu karang jika dikelola dengan baik dapat menjadi spot wisata yang meningkatkan taraf hidup penduduk pesisir pantai.
Mengidentifikasi Permasalahan di Pesisir Pantai
Dari hasil identifikasi, David menyimpulkan ada 2 faktor rusaknya terumbu karang yaitu :
1. Bencana Alam
Terjadi bencana alam seperti gempa tektonik yang membuat lapisan bumi bergerak dapat merusak terumbu karang. Selain itu, terjadi banjir bandang juga membuat terumbu karang. Material yang dibawa banjir hingga ke lautan berupa batang pohon besar atau benda lainnya sangat merusak terumbu karang.
2. Manusia
Memang untuk bencana alam diluar kuasa manusia. Namun justru aktivitas manusia sebenarnya yang jadi penyebab terbesar kerusakan terumbu karang termasuk juga terjadinya banjir bandang. Beberapa aktivitas manusia yang dapat menyebabkan terumbu karang rusak antara lain:
- Mengambil terumbu karang untuk hiasan
- Menginjak atau tanpa sadar merusak saat melakukan aktivitas selam
- Mengambil ikan dengan pukat harimau atau bom yang bisa merusak terumbu karang
- Sampah plastik yang merusak ekosistem laut
Langkah Konservasi Terumbu Karang
Pada awal David bersama Andespin melakukan konservasi terumbu karang tidaklah mudah. Saat itu peralatan yang dimiliki masih sangat minim. Seperti yang kita ketahui, saat melakukan konservasi dan melakukan penyelaman dibutuhkan alat yang tidak murah harganya. Sementara belum ada donatur yang membantu program Andespin ini.
pict :instagram @david_andespin |
Masyarakat sekitar pun juga masih terbatas pengetahuan tentang terumbu karang. Mereka bukan mendukung program yang Andespin lakukan namun justru ambil ambil dalam merusaknya. Namun hal tersebut tidak membuat David dan Andespin patah semangat. Edukasi terus dilakukan sebagai langkah preventif terutama berkaitan dengan manfaat terumbu karang sehingga masyarakat ikut menjaganya.
Selain itu David bersama Andespin juga melakukan beberapa langkah antara lain :
Mengedepankan sistem gotong royong bukan golongan
Artinya, siapa saja bisa turut serta dalam konservasi terumbu karang, tidak hanya anggota Andespin saja. David mengajak juga para mahasiswa untuk aktif dalam program yang ia jalankan
Program Coral Adoption
Bisa dibilang program adopsi terumbu karang ini unik. Jadi, siapapun dan dimanapun yang memiliki kepedulian akan konservasi terumbu karang bisa mengikuti program ini. Dengan mendonasikan rupiah, siapapu bisa menjadi “orang tua angkat” terumbu karang yang mana donatur tersebut akan mendapatkan laporan perkembangan terumbu karang yang ia adopsi secara berkala.
Upaya Andespin dalam Konservasi Lahan Mangrove
Selain melakukan pananaman terumbu karang kembali, Andespin yang di nahkodai David Hidayat juga melakukan penyelaman lahan mangrove di sepanjang nagari Sungai Pinang yang kritis. Bagi penduduk di kawasa pesisir manfaat mangrove banyak sekali. Selain mencegah abrasi, pohon mangrove juga dimanfaatkan penduduk untuk memenuhi kebutuhan sehari- hari.
Saat awal konservasi mangrove, tantangan terbesar Andespin terletak pada keterbatasan anggotanya. Ia pun berinisitiaf untuk mengajak dan memberdayakan ibu- ibu rumah tangga dalam konservasi mangrove. Tidak mulus memang karena sempat mengalami penolaan namun kedepannya justru para ibu inilah yang menjadi garda terdepan penanaman mangrove di lahan yang kritis di Nagari Sungai Pinang.
Perjuangan David bersama Andespin yang tidak kenal lelah pun membuahkan hasil. Sejak 2019 Andespin telah memiliki ketetapan wilayah konservasi terumbu karang hinggga 5 hektar. David pun sering dipercaya untuk sharing tentang pengalamannya dalam konservasi lahan kritis dan terumbu karang di berbagai daerah. Atas prestasinya tersebut pantas jika lelaki kelahiran 28 Agustus 1987 ini menjadi salah satu penerima Satu Indonesia Award di Bidang Lingkungan
Posting Komentar
Posting Komentar