pict: instagram @uleetria |
Saat ini perhatian akan kesehatan mental semakin meningkat. Banyak yang menggaungkan kepedulian terhadap Orang Dengan Masalah Kejiwaan (ODMK) baik individu, komunitas hingga instansi pemerintah. Sayangnya tidak semua orang memperlakukan ODMK selayaknya manusia biasa. Stigma negatif masih sering disematkan pada mereka. Anggapan kerasukan setan, tidak dekat dengan Tuhan hingga dianggap aib membuat ODMK banyak disembunyikan bahkan dijauhkan dari keluarga.
Mirisnya di Indonesia kasus ODMK ini masih cukup tinggi bahkan Indonesia menduduki negara dengan pengidap gangguan kejiwaan tertinggi di Asean. Terlebih adanya pandemi, turut memberikan andil meningkatnya kasus gangguan kejiwaan. Selain itu masih banyak yang menganggap remeh gangguan kesehatan umum seperti stress, depresi hingga kecemasan secara berkepanjangan sehingga jika dibiarkan maka bisa berakibat fatal terutama menurunnya kualitas hidup ODMK. Dan dari sekian banyak kasus kesehatan mental, hanya sebagian kecil dari mereka yang minum obat atau menjalani perawatan medis untuk proses kesembuhan.
Tidak mudah menjadi ODMK ini. Apalagi jika tidak mendapatkan dukungan dari lingkungan terdekatnya untuk sembuh. Tidak jarang ODMK banyak yang berkeliaran di jalan dan dijauhi karena dikatakan sebagai “orang gila” yang tidak dapat berkarya dan menjadi beban saja. Kurangnya informasi tentang kesehatan mental membuat banyak yang tidak paham ada itu ODMK dan bagaimana berdampingan dengannya.
Perjalanan Triana Rahmawati Peduli ODMK
Melihat kenyataan tersebut, Triana Rahmawati yang akrab disebut Tria tergerak hatinya untuk mendampingi ODMK ini. Berawal saat kuliah di Jurusan Sosiologi Universitas Sebelah Maret, dimana kampus tempat ia menimba ilmu berlokasi dekat dengan rehabilitasi dan rumah sakit jiwa. Dari situ, Tria ingin melihat masalah ODMK ini dari sisi sosiologi. Ia pun bergabung menjadi relawan di Griya PMI Peduli Surakarta yang fokus pada kesehatan mental. Sambutan yang ia terima pun sangat baik disana.
Banyak aktivitas yang ia lakukan bersama para ODMK ini. Bersama relawan lainnya ia mengadakan kelas bernyanyi, menggambar, bercerita sebagai terapi psikologis dan menstabilkan jiwa ODMK. Menurut Tria, kebanyakan ODMK tidak mengalami masalah kejiwaan 24 jam. Artinya saat mereka dalam kondisi normal, mereka bisa bercerita tentang masalahnya sehingga bisa meringakan beban di pikirannya. Intinya mereka butuh sahabat orang yang mau mendengarkan mereka.
Griya Schizofren, Merangkul ODMK Selayaknya Manusia Biasa
Tidak sampai menjadi relawan bagi ODMK, melalui Program Kreativitas Mahasiswa Tria bersama kedua temannya yaitu Febrianti Dwi Lestari dan Wuandari menginisiasi berdirinya Griya Schizofren. Griya sendiri berarti rumah. Sedangkan Schizofren merupakan kependekan dari Sc-Social, hi-Humanity, Zo-Zone dan fren- Friendly. Dari situ ia berharap, Komunitas Griya Schizofren menjadi tempat nyaman bagi mereka para ODMK dan merangkul ODMK untuk hidup selayaknya manusia biasa.
Awalnya griya Schizofren ini merupakan program PKM. Kemudiaan sejak tahun 2013 mereka ingin menjadikan Griya Schizofren ini sebagai komunitas yang tersistem dengan membuka kesempatan bagi siapa saja khususnya generasi muda untuk peduli tentang kesehatan mental dan para ODMK. Tidak hanya berhenti disitu, melalui komunitas ini juga membantu materi untuk pembiayaan para ODMK.
pict: @griya.schizofren |
Selain sebagai tempat merangkul ODMK, Triana Rahmawati menekankan Griya Schizofren bukan tempat penyembuhan bagi para ODMK. Ia mengatakan Griya Schizofren menjadi tempat berkumpulnya relawan khususnya generasi muda yang melek informasi tentang kesehatan mental dan peduli pada ODMK.
Harapan Tria, Griya Schizofren menjadi teman bagi ODMK untuk melewati berbagai fase hingga mereka mencapai kesembuhan. Tria yakin ODMK akan bisa hidup normal kembali jika rutin minum, tidak ada yang membuat hidupnya terguncang dan mendappatkan dukungan positif dari lingkungan terdekatnya.
Memberdayakan ODMK melalui SOLVE by Givo
Kegiatan Triana bersama Komunitas Griya Schizofrenia memang terbilang sederhana namun konsisten. Selain kegiatan yang rutin dilakukan seperti menggambar, bernyanyi dan beribadat juga melakukan kegiatan perayaan seperti Hari Kartini, Hari Kemerdekaan dengan berbagai lomba. Mereka juga diberikan pendampingan membuat prakarya seperti gantungan kunci dan lainnya. Dari sini para ODMK merasa berarti dan menjadi terapi juga untuk kestabilan jiwa.
Triana yakin para ODMK yang sering dianggap sebagai beban dan tidak mampu apa- apa ini mampu berkarya dan berkreasi. Triana membuktikan melalui SOLVE by Givo, sebuah usaha sosial cenderamata yang menggandeng ODMK sebagian desain gambarnya. Hasil karya ODMK berupa lukisan dan gambaran kemudian diolah secara digital kemudian dijadikan souvenir berupa tas, pouch, tottebag , dompet berbahan kanvas, blacu dan spoundbound.
Usaha sosial SOLVE by Givo mendapatkan sambutan hangat dari masyarakat. Terlebih saat pembeli mengetahui kisah di balik desain yang ada produk yang mereka beli melalui laman instagram itu. Dari hasil penjualan souvenir SOLVE by Givo tersebut dapat digunakan untuk pembayaran BPJS Kesehatan ODMK serta memenuhi kehidupan lainnya. Bagi ODMK sendiri menjadi kebahagian tersendiri karena merasa berarti dan bisa berkarya mendapatkan uang dari hasil karyanya.
Penutup
Mengapa Triana Rahmawati tidak pernah lelah mendampingi ODMK? Tria mengatakan dengan bersama ODMK, ia menjadi lebih bersyukur dan menghargai kesehatan mentalnya. Setiap orang mempunyai jiwa dan bisa saja dikemudian hari mengalami hal yang seperti para ODMK.
Memang dalam proses mendampingi Griya Schizofren sudah sampai sejauh ini, ada kalanya Tria merasa semangat dan kadang down. Apalagi saat menghadapi para relawan yang tidak konsisten. Di tengah hal tersebut, Triana Rahmawati bersyukur mendapatkan Apresiasi Satu Indonesia Astra bahkan uang hadiah sebesar 60 juta rupiah pun ia kembalikan lagi untuk kegiatan sosial. Triana pun berharap ke depannya akan muncul Griya Schizofren lain di Indonesia yang mengedukasi masyarakat luas tentang kesehatan mental dan merangkul ODMK selayaknya manusia lainnya.
Posting Komentar
Posting Komentar